Selasa, 20 April 2010

Jadi Inget Masa SD


jadi inget masa esde..,
udah banyak kenangan yang hampir terkubur...bahkan mungkin saya gak bisa ngenalin temen2 saya waktu esde dulu (nama-nama mereka juga banyak yg saya lupa..,hiks)
dan jadi inget kalo waktu cepet banget berjalan dan keadaan udah mengubah diri ini terlalu banyak (badan saya gak bisa digendong ama ayah ibu lagi...)

jadi inget masa esde..,
pertama kali suka ama cewek pas kelas 3esde..(ini serius loh..,tapi cuma sekali koq..,hahaha)...pertama kali ngerasa cemburu waktu si-dia jalan ama cowok lain (sekarang nggak lagi..^^)...pertama kali marah dan sakit hati waktu dia pacaran ama tetangga sebelah rumah (the boy next door)....
dan jadi inget kalo waktu cepet banget berjalan dan telah mengubah diri ini (semoga) menjadi yang lebih baik....

jadi inget masa esde..,
waktu istirahat pergi ke hutan nyari singkong trus buat singkong bakar di bawah kebun sawit bareng tmn2...kalo ujan kita bangun rumah gede dari dahan2 pohon sawit...di lain waktu kita nyari pisang2 liar yang udah matang...dan kalo beruntung kita bisa berburu madu dari sarang lebah (jangan ditiru ya..^^)...
dan jadi inget kalo waktu telah membuat hal2 tersebut menjadi tidak "normal"...

jadi inget masa esde..,
main mobil-mobilan sambil mandi ujan...main kelereng..main gambaran..main karet..main petak umpet..main engklek...main ama si jaluk (ayam jago saya yang kalo makan berasnya harus ditangan saya,gak mau ditebar di tanah)...dan jadi satu2 orang yang mendapat perhatian di rumah....
jadi inget kalo waktu gak memungkinkan saya melakukan hal2 kecil penuh bahagia itu lagi...

jadi inget kalo saya sekarang udah gede (bahkan banyak yang ngira saya udah S2,lebih lagi ada yang bilang saya udah punya 2anak..,bah),
udah waktunya memberikan, bukan lagi menerima...
udah waktunya untuk tidak merepotkan orang tua lagi...
udah waktunya kita buat bangga mereka..,buat mereka berkata "Inilah peri kecilku yang telah membawa dunia ini menjadi lebih bersinar"
-----------------------------------------------------------------------

Ditulis dalam rasa rindu akan rumahku nun jauh di sana...

Kamis, 01 April 2010

Perjuangan UN yang 'Happy Ending'

Hmmm...,
ada satu masa yang kata Chrisye (alm) adalah "masa2 paling indah"..,haha...
yup,itulah dia masa2 sekolah (khususnya SMA)...
tapi postingan ini gak akan cerita tentang "kisah kasih di sekolah" (saya mah gak ngerti yg begituan..,hehe^^)

kalo diinget2 lagi waktu muda dulu, yang lebih berkesan adalah waktu saya kelas tiga. mungkin karena saya udah lebih mengenal temen2 sekelas yang udah 2tahun bareng saya..(atau ada yg lain??)
kayaknya sih ada yg lain yg mbuat saya merinding kalo inget masa2 itu....

Berikut cerita selengkapnya:

2 tahun sudah saya sekolah disana, jauh dari orangtua,ngekost di rumah kepala preman kampung, dihantui setan depan kamar setiap malem minggu (depan kamar langsung menghadap comberan dengan pohon2 angkernya+sering ditinggal pulang temen sekamar), masak sendiri, nyuci sendiri, mandi ke sungai pinggir jalan utama (malu),dll....
kini tiba perjuangan untuk keluar dari sana dan mencari tempat untuk melanjutkan perjuangan ini.

namun tiba2 hal itu sangat membebaniku..,(tanya kenapa??) karena angkatan kami adalah angkatan pertama yang UN-nya menjadi 6 pelajaran!

mungkin temen2 yang ada di kota atau daerah yang lebih maju gak terlalu mempermasalahkan hal itu (bener gak??)..,tapi berbeda dengan yang saya alami...

saya sekolah di daerah yang tidak seberuntung tempat lain. saya gak punya kesempatan mengecap pendidikan luar sekolah (seperti SSC,NATC,dll) dari SD sampe SMA karena gak ada yang namanya Bimbel2 seperti itu (setidaknya hingga saya lulus).

hal lain yang sangat mengganggu adalah bahwa saya tidak mendapatkan ilmu yang cukup dalam pelajaran fisika SMA. kepala saya bener2 kosong sama yang namanya FISIKA (jangan tanya dulu gimana saya bisa lulus..,hehe). akhirnya pada awal september 2007 saya mulai minta bantuan kepada salah satu guru saya untuk menyediakan waktunya mengajari saya pelajaran fisika dari awal mulai kelas 1!

tau gak? saya baru ngerti makhluk apa itu "vektor" saat saya sudah memasuki semester terakhir kelas 3, padahal itu kan pelajaran pertama kali masuk SMA...

dari situ saya semakin yakin kalo nasib yang menunggu saya semakin gelap. gimana saya bisa lulus UN kalo vektor aja gak tau?? apa perasaan ortu saya melihat saya gak lulus SMA setelah menghabiskan begitu banyak investasinya untuk membiayai saya selama sekolah di luar desa? gimana saya bisa mewujudkan keinginan untuk kuliah di luar pedalaman sumatera??

cuma keyakinan yang membuat saya tetap berdiri tegar, bahwa usaha saya gak akan disia-siakan oleh Allah SWT. keyakinan saya bahwa jalan Allah itu indah pada waktunya, keyakinan bahwa rencananya adalah yang terbaik yang akan kita dapatkan.

setelah itu saya tetap berusaha........,dan berdoa semoga ada keajaiban yang bisa menyelamatkan saya dari mimpi buruk.

Saat UN pun tiba..(jreng jreng jreng)

kesan pertamanya nggak banget deh:
-tangan gemeteran
-panas dingin
-peluh keringat bercucuran
alhasil lembar jawaban pertama cukup basah untuk dikira sebagai tissue air mata (terpaksa diganti,untung pengawasnya baik..^^)

hari kedua segera datang. lembar soal fisika udah basah ditangan. waktu masih ada 1jam lagi dan gak ada lagi yang bisa dikerjakan. mau tau berapa soal yang bisa saya kerjakan??

cuma 8 dari 50soal!

setelah itu??
tinggal menunggu keajaiban dari langit sambil menghitung kancing baju (ini beneran loh..,hehe^^)

singkat cerita akhirnya hari2 UN yang sangat melelahkan pikiran pun terlewati. bulan mei saya lulus masuk perguruan tinggi (seperti yang saya impikan) dan tgl 5juni 2008 saya berangkat ke bandung tanpa tau saya bakal lulus SMA gak ya??

terbayang kan gimana rasanya udah lulus masuk PTN tapi belum lulus SMA...,mimpi2 buruk selalu menghantui..pikiran2 buruk selalu bermunculan... apa jadinya kalo saya gak lulus SMA?? masak balik lagi ke kampung? apa kata dunia?? malu pisaaann pastinya kan...
tapi akhirnya saya lulus juga koq,buktinya saya masih bisa membuat catatan ini...,hehe...

saya tau hampir semua orang setelah melaksanakan UN akan merasakan kecemasan yang tak berujung sampai pengumuman kelulusan tiba (apalagi yang udah masuk PTN yang difavoritin)...
satu hal yang bisa saya berikan sebagai penenang hati, bahwa Allah maha adil (kerja keras dan ikhlas akan berbuah hasil yang memuaskan), bahwa Allah gak akan pernah mengabaikan doa-doa hambaNya yang meminta kepadaNya....

Bahwa kisah perjuangan ini akan 'Happy Ending'...,^__-"

Kamis, 25 Februari 2010

REMAJA INDONESIA, REMAJA GAUL


Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri dan pematangan berpikir, umumnya disebut masa ‘pubertas’, yaitu masa transisi dari seorang anak menjadi seorang yang dewasa. Pada masa ini, remaja sangat rentan terhadap pengaruh eksternal, baik terhadap lingkungan sekolah, pergaulan, kondisi keluarga, maupun kemudahan teknologi. Masa ini adalah masa pembentukan diri, masa dimana seorang remaja memilih jalan hidupnya kedepan ingin menjadi apa, dan kebanyakan jika jalan yang dipilih adalah jalan yang salah maka sulit untuk memperbaikinya.
Dewasa ini, perkembangan kehidupan modern dan perkembangan teknologi telah mempengaruhi hampir seluruh segi kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari strata sosial tinggi hingga strata sosial rendah terkena dampaknya dan terlena oleh kemudahan, keindahan, dan segala hal yang ditawarkan oleh dunia modern. Sebagai contoh, saat ini tukang becak dan ojek sudah mampu memilki HP, suatu barang yang pada tahun 90an hanya dimiliki oleh para pengusaha – pengusaha. Bahkan kalau kita lihat ke permukiman – permukiman kumuh, rata – rata penghuninya memiliki TV sebagai sarana hiburan dan menikmati suguhan kemudahan teknologi. Perkembangan – perkembangan ini berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat Indonesia saat ini, terutama pada pencari jati diri yang rawan terhadap pengaruh luar termasuk pengaruh teknologi yang tidak pada tempatnya. Misalnya, perkembangan teknologi internet yang ada di HP sering kali disalahgunakan oleh remaja sebagai sarana untuk mencari situs – situs pornografi dan mempermudah mereka untuk mendapatkan tontonan maksiat. Hal ini memicu terjadinya pergaulan bebas hingga seks bebas yang sangat merusak moral remaja – remaja saat ini. Remaja – remaja yang sudah tercemar oleh berbagai maksiat tersebut juga dapat memberikan pengaruh buruknya terhadap lingkungan pergaulan di sekolah, sehingga moral yang buruk tersebut dapat menyebar layaknya virus flu babi dari orang ke orang. Perkembangan TV kabel juga mempengaruhi pola pikir mereka yang serba ingin meniru, membuat mereka memiliki gaya hidup yang gemerlap termakan oleh cerita – cerita sinetron dan iklan – iklan di TV. Alhasil, perkembangan teknologi yang pada dasarnya dikembangkan demi kemaslahatan masyarakat malah menjadi sumber kerusakan moral.
Kondisi remaja saat ini dapat kita lihat langsung dalam kehidupan sehari – hari. Lihatlah betapa banyaknya remaja – remaja yang berkeliaran di mall – mall sepulang sekolah, bahkan saat seharusnya mereka berada di sekolah atau di rumah mengerjakan PR. Dapat dilihat juga betapa sedikitnya remaja yang ikut kegiatan – kegiatan islami seperti rohis sekolah dan remaja masjid di sekitar rumahnya, bagaimana masjid – masjid hanya diisi kebanyakan oleh orang – orang yang sudah tua saja. Di jalan – jalan dapat kita lihat begitu banyaknya pasangan muda – mudi bergandengan tangan, dari pacaran tingkat awam hingga pacaran yang hanya boleh dilakukan sepasang suami istri. Di lingkungan sekitar, kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya remaja akhwat yang memamerkan auratnya, tanpa malu sedikitpun. Di pojok – pojok jalan sering kita melihat banyaknya remaja ikhwan yang merokok dan memakai anting – anting. Semua itu adalah keadaan bobrok remaja yang sudah sangat biasa kita lihat di kehidupan sehari – hari secara langsung, dan mungkin masih banyak lagi hal – hal yang tidak kita lihat secara langsung sedang terjadi saat ini.
Untuk memperbaiki keadaan tersebut, diperlukan adanya usaha pembinaan dari kita, orang – orang yang peduli terhadap remaja – remaja islam. Mereka hanya butuh sebuah pegangan agar tidak terperosok ke dalam kehidupan yang tidak baik dan tugas kita adalah membimbing mereka untuk mendapat pencerahan berpikir.

Kamis, 04 Februari 2010

Takut


"...Sesungguhnya aku takut, jika aku mendurhakai Rabbku, akan 'adzab di hari yang agung." (Al An'aam 15)

Ketakutan adalah energi jiwa, untuk membentengi diri dari perbuatan yang mengundang murka Illahi. Rasa takut akan kengerian yang lebih besar, kengerian neraka, kengerian zaqqum, kengerian makan nanah & darah, kengerian malaikat zabaniyah, kengerian malaikat yang ghilladhun syidaad, panas, perih, ngilu, kehausan abadi, minuman yg membakar... Kengerian2 itu semua membuat sambitan Abu Jahal, timpukan 'Uqbah ibn Abi Mu'ith, cambukan 'Umayyah ibn Khallaf, ejekan dan lemparan kotoran Abu Lahab...semuanya hanya bagaikan gelitikan yg membuat para ahli iman tertawa. Bahkan ketika kita menyaksikan mereka menitiskan airmata, yakinlah bahwa itu airmata karena menahan tawa.

Allah..

Mungkin makna lain yang indah dari takut adalah 'pengawasan'. Dalam pengawasan Allah, kita berusaha hidup dalam keshalihan. Karena kita lebih patut untuk malu dan takut kepada Allah yang selalu membersamai.

"Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaaf 16)

Ketakutan kita pada Allah bukanlah gigil kengerian. Ia adalah kesadaran. Ia adalah kehati-hatian. Ia pun justru ketenteraman. Setenteram sejuknya ayat ini menghidupkan hati:
"Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat kembalinya." (An Nazi'at 40-41)

Dikutip dari buku "Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim", karya Salim A. Fillah

Rabu, 03 Februari 2010

Mari Tidur Siang

Apakah anda suka tidur siang? Menjelang tengah hari memang saatnya istirahat. Saat mata mulai mengantuk, tidur siang adalah pilihan tepat. Kebiasaan yang dianggap hanya membuang waktu ternyata banyak manfaatnya, lho. Bagi anda yang bekerja di kantor, informasi yang satu ini tentu sangat diperlukan.

“Tidur siang di kantor sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung, karena dapat mengurangi stress dan detak jantung yang berlebihan, sehingga membuat kerja terhambat”.

Demikian hasil sebuah penelitian mengenai manfaat tidur siang yang dilakukan oleh Dr Dimitros Trichopoulos dari Harvard School of Public Health, Boston Amerika Serikat (http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2007/02/15/brk,20070215-93317,id.html). Menurutnya, tidur siang memiliki pengaruh yang penting dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat kematian. Tidak heran jika sang peneliti berkomentar, "Saya menyarankan jika memungkinkan lakukanlah tidur siang. Jika Anda mempunyai sofa di kantor, manfaatkanlah."

Karena dianggap dapat meningkatkan produktivitas, kini beberapa perusahaan mengizinkan pekerja dan karyawan untuk tidur siang. Bahkan ada yang membuat ruangan khusus untuk tidur siang sebagai bagian dari program kesehatan karyawan. Banyak karyawan yang silih berganti masuk ke dalam ruangan itu untuk tidur selama setengah jam. Ini dilakukan karena adanya anjuran dokter bahwa tidur siang dapat mengurangi stress dan membantu mempertahankan energi seharian penuh.

Berikut beberapa informasi terkait manfaat lain tidur siang:
1. tidur siang bisa mengurangi stress (http://perempuan.kompas.com/read/xml/2009/03/01/21575641/kurangi.stres.saat.di.kantor)
2. tidur siang bisa mendongkrak Ingatan (http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1769474-tidur-siang-bisa-dongkrak-ingatan)

Apa kata Rasulullah saw. tentang tidur siang? Beliau bersabda, "Tidur sianglah, karena setan tidak tidur siang." (H.R. Thabrani).

Masih menurut Rasulullah saw. tidur siang juga bermanfaat agar dapat melakukan sholat Tahajud, berdzikir, atau untuk belajar di malam hari.

Sungguh luar biasa, petunjuk Nabi Muhammad saw. baru terkuak oleh para peneliti 1400 tahun kemudian.

Subhanallah, ya? Mari kita tidur siang. Tapi jangan kebablasan, ya! :)

Sumber: Ensiklopedia Mukjizat Al Quran dan Hadis, Buku 4: Kemukjizatan Psikoterapi Islam.
http://www.facebook.com/album.php?aid=25998&id=1508343856&saved#/album.php?aid=25998&id=1508343856&ref=nf

Rencana Allah Pasti indah


Alkisah, seseorang menemukan kepompong di pohon dekat rumahnya.
Kemudian tibalah di suatu hari, ada lubang kecil yang muncul di kepompong tersebut. Orang itu pun duduk mengamati selama beberapa jam calon kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompongnya dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.

Namun, kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Ia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti oleh orang tersebut dengan ketergesaannya adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil merupakan jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu mengalir ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita, jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak akan menjadi sekuat apa yang semestinya kita butuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita pinta. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “terbang”.

Sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kita memohon kekuatan.. Dan Allah memberi kita kesulitan-kesulitan utnuk membuat kita tegar.
Kita memohon kebijakan.. Dan Allah memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon keteguhan hati.. Dan Allah memberi bencana dan bahaya untuk diatasi.
Kita memohon cinta.. Dan Allah memberi orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita memohon kemurahan/kebaikan hati.. Dan Allah memberi kita kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
Begitulah cara Allah membimbing kita.

Apakah jika kita tidak memperoleh yang kita inginkan, berarti bahwa kita tidak mendapatkan segala yang kita butuhkan?
Kadang Allah tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Allah memberikan yang terbaik untuk kita, justru kebanyakan kita tidak mengerti/mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Allah, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita

Tetaplah berjuang.. berusaha.. dan berserah diri.. Jika itu yang terbaik maka pasti Allah akan memberikannya untuk kita.. Amin.

--Oleh Reza Primawan Hudrita

Selasa, 02 Februari 2010

Berjamaah


Bebek adalah binatang yang memiliki intelegensi ( tingkat kecerdasan ) yang rendah jika dibandingkan dengan Anjing. Anjing mudah dilatih dan memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Disamping itu, Anjing mampu mendengar jenis suara rendah ( infrasonic ) pada jarak sekitar 20 meter.

Namun demikian kita jarang mendengar ada bebek yang tertabrak! Sedangkan kita sering melihat banyak anjing yang tertabrak! Mengapa?

Ternyata bebek memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki anjing. Bebek senantiasa hidup berjamaah, kompak dan satu gerak. Ke mana pun bebek pergi senantiasa beserta jamaah ( rombongannya ). Bebek pun binatang yang istiqomah dalam bersikap dan bertindak. Ketika bebek sedang berada di dalam kandang ia bersura, “wek…wek…wek!” Begitu juga ketika bebek berada di jalan, di sawah, di perkampungan bahkan di mall-mall atau swalayan dan di istana Negara, mereka senantiasa bersuara , “wek…wek…wek!” sungguh istiqamah! Ketika rombongan bebek berada di jalan raya dan bermaksud menyebrang, maka seketika para pengguna jalan berhenti sejenak menghormati iring-iringan bebek itu.

Berbeda dengan anjing, kebanyakan kehidupannya sendiri ( infirodhi ) tidak mau dan bahkan jarang berjamaah. Anjing pun binatang yang tidak istiqamah dalam berucap atau bersuara. Kepada orang lain yang tidak dikenalnya ia menggonggong tetapi kepada tuannya ia bermanja-manja. Meskipun memiliki tingkat kepekaan tinggi dalam mendengar suara rendah, tapi karena kehidupannya tidak berjamaah maka ia sering tertabrak di jalan raya.

Mari belajar dari bebek, istiqamah dan berjamaah menjadi kunci dalam kehidupan beragama . Pertolongan Allah Swt berserta jamaah. Jangan jadi seperti anjing, tidak mau berjamaah. Kalaupun anjing mau berjamaah ia selalu ribut dan bertengkar dengan sesamanya dan tidak istiqamah dalam bersikap dan berucap.

Lihatlah air! Pelajarilah air! Bergurulah pada air! Air senantiasa mengalir ( bergerak) yang dengan pergerakannya menjadikan suci dan mensucikan untuk thaharoh ( bersuci). Dalam pergerakannya air selalu mencari tempat yang rendah ( dalam hidupnya selalu tawadhu, dan berkaca pada kehidupan orang yang berada dibawahnya). Jangan sekali kali mengambat pergerakan air karena jika air menggenang ia akan menjadi sumber penyakit, menjadi tidak suci untuk dgunakan bersuci, menyebarkan bau busuk dan merusak struktur tanah yang digenanginya. Air bergerak menuju lautan. Dari sungai atau selokan mana pun asal air mengalir, ujung-ujungnya akan menuju lautan, bergabung dengan kekuatan jamaahnya dilautan. Walau dalam perjalanannya air terhambat batu, dan berpencar dengan teman-temannya tapi kemudian akan berpadu kembali sebagai kekuatan baru.

Jika air menempati sebuah wadah atau apa saja, ia akan mengisinya sama rata, penuh keadilan. Dalam pergerakannya, air senantiasa mencari celah untuk menerobos tidak pernah putus asa. Falsafah air memang bergerak dan bergerak. Selama ia bergerak dengan kekuatan jamaah maka ia menjelma menjadi satu kekuatan dahsyat sebagaimana air di bendungan atau topan badai di lauatan! Sebaliknya jika air berhenti bergerak, diam stagnan ( mandeg ) maka menjadi peyebab datangnya penyakit. Jika ummat Islam bergerak secara ijtima’i ( bersama – sama ) dalam menjalankan agamanya dan berdakwah keseluruh alam maka Islam sebagai satu kekuatan hidup ( the power of life ) kembali akan diamalkan oleh kaum muslimin.


Writen by;
Abu Aufa Abdillah, S.Pd. from Muhammad Fathoni

Belajar cinta dari cicak


Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.

Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan? Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya.... AHHHH! Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan. JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!

Sumber: Unknown

Senin, 01 Februari 2010

Kegelisahan Dunia

‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu menulis surat kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu yang isinya, “Amma ba'du. Sesungguhnya seseorang merasa rugi dengan sesuatu yang hilang darinya, padahal hal itu tidak akan bisa ia dapatkan dan merasa bahagia dengan mendapatkan sesuatu yang pasti ia dapatkan. Maka berbahagialah dengan apa-apa yang aku ucapkan dari urusan akhirat dan menyesallah dari sesuatu yang hilang darimu akan urusan akhirat, janganlah terlalu bahagia dengan apa yang engkau dapatkan dari urusan dunia. Dan jadikanlah semua fikiranmu tertuju kepada sesuatu yang terjadi setelah kematian.”

Aku melihat pencari dunia, walaupun umurnya panjang,
dan mendapatkan kebahagiaan, juga kenikmatan darinya.

Bagaikan seorang tukang bangunan yang membangun,
setelah bangunan yang ia buat berdiri tegak, maka bangunan itu roboh. [Irsyaadil ‘Ibaad, hal. 120]

Saudaraku tercinta…
Sebab kegalauan hidup itu ada lima macam dan seyogyanya seseorang merasakan kegalauan karena kelima macam tersebut:
Pertama : Kegalauan karena dosa pada masa lampau, karena dia telah melakukan sebuah perbuatan dosa sedangkan dia tidak tahu apakah dosa tersebut diampuni atau tidak? Dalam keadaan tersebut dia harus selalu merasakan kegalauan dan sibuk karenanya.

Kedua : Dia telah melakukan kebaikan, tetapi dia tidak tahu apakah kebaikan tersebut diterima atau tidak.

Ketiga : Dia mengetahui kehidupannya yang telah lalu dan apa yang terjadi kepadanya, tetapi dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya pada masa mendatang.

Keempat : Dia mengetahui bahwa Allah menyiapkan dua tempat untuk manusia pada hari Kiamat, tetapi dia tidak mengetahui ke manakah dia akan kembali (apakah ke Surga atau ke Neraka)?

Kelima : Dia tidak tahu apakah Allah ridha kepadanya atau membencinya?

Siapa yang merasa galau dengan lima hal di atas dalam kehidupannya, maka tidak ada kesempatan baginya untuk tertawa. [Tanbiihul Ghaafiliin (I/213)]

Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, “Berapa jarak antara kalian dengan mereka (orang-orang shalih)? Dunia datang kepada mereka, tetapi mereka meninggalkannya, dan dunia meninggalkan kalian, tetapi kalian terus mengejarnya.” [Shifatush Shafwah (III/90) dan as-Siyar (V/61)]

Seakan-akan engkau tidak mendengar berita orang-orang terdahulu, dan tidak melihat apa yang dilakukan oleh zaman terhadap mereka yang ada.
Jika engkau tidak tahu, maka itu semua adalah rumah-rumah mereka,
yang dihancurkan oleh angin dan hujan.

Demikianlah mereka semua telah berlalu dan orang yang ada sekarang ini,
berlalu sehingga mereka semua kelak dikumpulkan.
Sampai kapan engkau tidak bangkit sedangkan waktu yang ditentukan telah dekat dan sampai kapan bendungan di dalam hatimu tidak terbelah.

Sungguh engkau akan bangkit ketika semua penutup telah terbuka dan engkau akan mengingat kata-kataku ketika tidak bermanfaat lagi apa yang engkau ingat.

Abu Dzarr al-Ghifari Radhiyallahu 'anhu berdiri di dekat Ka’bah dan berkata, “Wahai manusia, aku adalah Jundub al-Ghifari, marilah kita menuju saudara kita yang selalu memberikan nasihat.” Lalu yang lainnya berkerumun mengelilinginya, beliau berkata, “Bagaimana pendapat kalian jika hendak melakukan perjalanan, bukankah dia akan menyiapkan perbekalan dan segala sesuatu yang dibutuhkannya?” Mereka semua menjawab, “Tentu saja.” Lalu dia berkata lagi, “Sesungguhnya perjalanan menuju akhirat adalah lebih jauh, maka ambillah segala sesuatu yang kalian butuhkan!” Mereka semua bertanya, “Apa yang kami butuhkan itu?” Beliau berkata, “Lakukanlah haji sebagai persiapan untuk masalah-masalah yang sangat besar. Berpuasalah pada suatu hari yang sangat panas sebagai bekal untuk hari di mana semua manusia dikumpulkan. Lakukanlah shalat dua raka’at di malam yang gelap sebagai persiapan bagi ketakutan di dalam kubur, sebuah kalimat yang baik engkau katakan atau diam untuk tidak mengungkapkan kata-kata yang jelek sebagai bekal bagi hari yang sangat agung, bershadaqahlah dengan hartamu agar engkau selamat pada hari yang penuh dengan kesulitan, jadikanlah dunia menjadi dua majelis: satu majelis untuk mencari yang halal (rizki) dan satu majelis untuk mencari kebahagiaan di akhirat, sedangkan yang ketiganya akan mencelakakanmu dan tidak bermanfaat bagimu. Bagilah harta itu menjadi dua dirham, satu dirham dinafkahkan untuk keluarga dan satu dirham lainnya engkau persembahkan untuk akhirat.”

Saudaraku semuslim…
Lihatlah orang yang mendapatkan dunia dan per-hiasannya,
apakah dia pergi dengan membawa selain amal dan kafan.

Al-Hasan al-Bashri, kehidupannya sangat berbeda dengan kehidupan kita, beliau rahimahullah berkata, “Aku mendapati suatu kaum (para Shahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam) dan bersanding dengan beberapa orang dari mereka, mereka sama sekali tidak merasa senang dengan dunia yang didapatkan dan sama sekali tidak mengejar dunia yang lari dari mereka. Dunia di mata mereka lebih hina daripada tanah, bahkan salah satu di antara mereka hidup selama lima puluh tahun atau enam puluh tahun. Akan tetapi ia tidak pernah memiliki pakaian yang cukup dan tidak pernah memiliki tungku yang baik, ia sama sekali tidak membuat penghalang antara tanah dengan dirinya dan tidak pernah memerintahkan orang yang ada di rumahnya untuk membuat sebuah makanan baginya. Tetapi ketika malam tiba, mereka menancapkan kedua kaki dengan berdiri dan menghamparkan wajah-wajah mereka untuk bersujud, air mata berlinang, mengalir di garis wajah mereka dengan bermunajat kepada Rabb dalam kebebasan mereka. Jika mereka melakukan suatu kebaikan, maka mereka selalu mensyukurinya dan memohon kepada Allah agar amal itu diterima. Dan jika mereka melakukan kejelekan, maka perasaan sedih selalu menghantui dan mereka pun terus memohon kepada Allah agar diampuni. Demi Allah, mereka sama sekali tidak akan selamat dari dosa kecuali dengan ampunan Allah sebagai kasih-sayang dan karunia bagi mereka.” [Al-Ihyaa’ (IV/239)]

Saudaraku tercinta, di manakah kita di antara mereka?!
Engkau menyambungkan dosa dengan dosa dan berharap mendapatkan,
Surga dan kebahagiaan ahli ibadah dengannya.
Dan engkau lupa sesungguhnya Allah mengeluarkan Adam,
darinya menuju dunia hanya karena satu kesalahan (dosa).

Kita -wahai saudaraku- mencari kenikmatan dan kebahagiaan dengan menjauhi segala kekeruhan.

Inilah keadaan kita, adapun keadaan Abud Darda’ sebagaimana yang digambarkan oleh beliau dalam ungkapannya, “Aku mencintai kefakiran karena kerendahan hatiku kepada Allah, aku mencintai kematian karena kerinduanku kepada-Nya, dan aku mencintai kondisiku dalam keadaan sakit sebagai penghapus atas dosa-dosaku.” [Az-Zuhd, hal. 217]

Manusia memiliki ketamakan terhadap dunia dengan rencananya,
sedangkan kejernihannya telah tercampur dengan kekeruhan.
Setelah dunia itu dibagikan, sebenarnya mereka sama sekali tidak dikaruniai rizki karena akal mereka, akan tetapi mereka dikaruniai dengan takdir Allah.

Berapa banyak orang yang beradab lagi cerdas tetapi dunia tidak memihak kepadanya
dan berapa banyak orang bodoh yang mendapatkan dunia hanya dengan kelalaian.
Seandainya dunia itu didapatkan dengan kekuatan atau dengan menggulingkan,
niscaya elang akan terbang dengan membawa makanan burung pipit. [Taariikhul Khulafaa’, hal. 171]

Dunia walaupun dia adalah sesuatu yang sangat hina, hanya saja dia adalah sebuah lorong perjalanan menuju akhirat dan sebuah jembatan menuju dua tempat, Surga atau Neraka. Marilah kita melihat satu lorong yang mengantarkan seseorang menuju Surga, yaitu amal (shalih) di dunia.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, (artinya) :
“Seseorang dari kalangan sebelum kalian dihisab akan tetapi tidak didapat darinya satu kebaikan pun hanya saja dia adalah orang yang selalu bergaul dengan selainnya yang ada dalam keadaan sulit, dia memerintahkan anak mudanya untuk membayarkan hutang orang yang sulit tadi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, ‘Aku sebenarnya lebih berhak untuk melakukannya, maka ampunilah ia.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dengan lafazh milik Muslim]

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Amal yang paling sulit adalah tiga macam: berderma dalam keadaan sulit, wara’ dalam keadaan menyendiri dan sebuah ungkapan yang hak di hadapan orang yang diharapkan dan orang yang ditakuti.” [Shifatush Shafwah (II/251)]

Al-Hasan rahimahullah berkata, “Esok hari setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi beban fikirannya dan setiap orang yang memikirkan sesuatu, maka dia akan banyak mengingatnya. Sesungguhnya tidak ada dunia bagi orang yang tidak memikirkan akhirat. Dan siapa saja yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat, maka dia tidak akan mendapatkan dunia dan akhirat.” [Hilyatul Auliyaa’, hal. 144]

Shalawat dan salam kiranya senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ahlu bait, para shahabat dan pengikut beliau yang tawadhu' hingga hari perhimpunan kelak.

Malam dan siang hanyalah sebuah perjalanan

Segala puji hanyalah milik Allah Rabbul `Alamin. Kita memohon petunjuk, pertolongan dan memohon ampun kepadaNya. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan diri dan amal perbuatan Kita. Barangsiapa yang ditunjuki oleh Allah, maka tiada siapa yang mampu menyesatkannya; dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tiada siapa yang dapat memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwasanya tiada sesembahan kecuali Allah semata tanpa menyekutukannya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya. Amma ba’du,

Saudaraku semuslim…
Malam dan siang hanyalah sebuah perjalanan yang selalu dilalui oleh setiap insan, dia melewatinya selangkah demi selangkah sehingga sampai pada akhir sebuah perjalanan. Jika Anda bisa mempersembahkan sebuah perbekalan pada setiap langkah tersebut, maka lakukanlah, karena tidak lama lagi perjalanan ini akan berakhir, bahkan dia berlari dengan lebih cepat dari yang engkau bayangkan. Maka bekalilah dirimu dalam perjalanan ini dan lakukanlah kewajibanmu, seakan-akan engkau sedang ada dalam perjalanan yang banyak mengandung bahaya para perampok.

Seorang Salaf menulis surat kepada saudaranya (yang isinya), “Wahai saudaraku, engkau berkhayal bahwa engkau selamanya berada di dunia, akan tetapi sebenarnya engkau ada dalam sebuah perjalanan. Engkau digiring dengan cepat, kematian datang menghadangmu, sedangkan dunia telah menggulung tikarnya di belakangmu, umurmu yang telah berlalu sama sekali tidak akan kembali.” [Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam, hal. 381]

Kita semua berjalan pada kelompok orang-orang yang zuhud, sedangkan kafilah (rombongan) orang-orang yang shalih telah berlalu… bagaimana kita melihat dunia menyatu dengan akhirat… antara zuhud dengan qana’ah.

‘Ali bin Fudhail berkata, “Aku mendengar ayahku berbicara kepada Ibnul Mubarak, ‘Engkau memerintahkan kami untuk hidup dengan zuhud dan kesederhanaan, akan tetapi aku melihat dirimu yang selalu membawa barang dagangan, bagaimana hal ini bisa terjadi?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Abu ‘Ali, aku melakukannya hanya untuk menjaga wajah dan kehormatanku, dan dengannya aku melakukan ketaatan kepada Rabb-ku.’ Lalu dia berkata, ‘Wahai Ibnul Mubarak! Sungguh indahnya hal ini jika ini dilakukan dengan sempurna!!’”

Saudaraku tercinta…
Bagaimana engkau memandang dunia ini? Sungguh indahnya dunia jika ia datang dari pintu yang halal dan digunakan di jalan yang halal. Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan sangat banyak dan tidak dapat dihitung: shadaqah, membantu orang yang sangat membutuhkan, menolong orang yang tertimpa musibah, membantu para janda, dan menanggung hidup anak-anak yatim.

Saudaraku…Sufyan pernah berkata, “Jagalah dirimu dari kemarahan Allah dalam tiga hal, (yaitu) :
(1) Jagalah dirimu agar tidak lalai pada perintah-Nya,
(2) Jagalah dirimu dari sikap tidak rela akan keputusan-Nya sedangkan Dia melihatmu, dan
(3) Jagalah dirimu dari sikap membenci Rabb-mu ketika engkau meminta kepada-Nya, tetapi engkau tidak mendapatkannya.”

Sesungguhnya yang membagi-bagikan rizki di dunia ini adalah Allah, karena itu engkau harus rela terhadap pembagian-Nya, sedikit ataupun banyak, datang atau pergi, dunia itu memihakmu ataupun meninggalkanmu, engkau harus rela terhadap apa yang engkau dapatkan. Janganlah hatimu risau karenanya, janganlah engkau membenci apa yang telah Allah tentukan untukmu, dan janganlah engkau melihat orang yang lebih tinggi darimu dalam hal keduniaan. Akan tetapi lihatlah kepada orang-orang shalih dan orang-orang pilihan.

Siapa saja yang ingin hidup lapang
di dalam naungan agama dengan meraih dunia,
maka lihatlah orang yang lebih wara’ (takwa) daripadanya
dan perhatikanlah orang yang lebih miskin dari-nya. [As-Siyar (VIII/426)]

Yang lebih indah lagi dari ungkapan tersebut adalah firman Allah di dalam Kitab-Nya yang mulia, (artinya) :
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya… ." [Thahaa : 131]

Ibrahim al-Asy’ats rahimahullah berkata, “Aku mendengar Fudhail berkata, ‘Rasa takut seorang hamba terhadap Allah sesuai dengan keilmuannya kepada-Nya. Kezuhudan seorang hamba terhadap dunia sesuai dengan keinginannya atas kebahagiaan akhirat. Siapa saja yang beramal dengan ilmu yang ia ketahui, maka dia akan merasa cukup terhadap apa-apa yang tidak ia ketahui. Dan siapa saja yang mengamalkan sesuatu yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan ilmu yang tidak ia ketahui. Siapa saja memiliki prilaku yang jelek, maka jelek pulalah agama, keturunan, dan kehormatannya.” [Al-Ihyaa’ (IV/131)]

Sebagian dari orang-orang zuhud berkata, “Aku tidak pernah mengetahui seseorang yang mendengar Surga dan Neraka, kemudian didatangkan kematian kepadanya. Sedangkan ia dalam keadaan tidak melakukan ketaatan kepada Allah sesaat pun, baik dengan berdzikir, shalat, membaca al-Qur-an atau dengan berbuat baik.” Lalu seseorang berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku banyak menangis.” Lalu beliau berkata, “Jika engkau tertawa dengan mengakui kesalahan, itu lebih baik daripada engkau menangis tetapi selalu menampakkan amal. Jika seseorang me-nampakkan amalnya, niscaya amal tersebut tidak akan naik melebihi kepalanya.”

Orang tadi berkata, “Nasihatilah aku!” Beliau pun berkata, “Tinggalkanlah dunia untuk orang yang tamak kepadanya sebagaimana mereka meninggalkan akhirat. Dan jadilah di dunia ini bagaikan seekor lebah, dia tidak akan makan kecuali yang baik-baik. Dan jika terjatuh, maka dia tidak akan memecahkan atau merobek-robek sesuatu.” [As-Siyar (VIII/426)]

Saudaraku tercinta…
Tidak ada seorang pun yang mengingat kematian melainkan dunia akan menjadi hina dalam pandangannya, akhirnya semua penutup di hadapannya akan terbuka. Sesungguhnya dunia adalah beberapa tahun yang bisa dihitung, sebanyak apa pun materi yang dikumpulkan oleh seseorang dan sebanyak apa pun harta simpanan yang ia miliki, karena di belakang semua itu adalah kematian yang akan menghancurkan semua kelezatan dan memisahkan seseorang dari semua kawannya.

Al-Hasan rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kematian itu selalu membuka aib dunia, dia tidak akan membiarkan seseorang yang berakal mendapatkan kebahagiaan di dalamnya.” [Taariikh Baghdaad (XIV/444)]

Kebahagiaan apakah wahai saudaraku, sedangkan dunia begitu adanya?

Dunia telah berseru kepada dirinya,
seandainya di alam ini ada orang yang mendengarnya.
Berapa banyak sang pengumpul harta yang telah aku hancurkan,
harta yang dikumpulkannya. [Thabaqaatusy Syaafi’iyyah (VI/78)]

Washallallahu ‘ala Nabiyyi Muhammad wa ‘ala alihi wa Shahbihi wa sallam.

-- disarikan dari "Anti Keduniawian", 2009